Muara Teweh - Hari ini, Kamis (14/4) aku diajak oleh DPRD Barito Utara untuk mengunjungi Desa Sikan Kecamatan Montallat. "Jaraknya tidak terlalu jauh. Kamu ikut saja. Paling-paling pukul 14.00 WIB kita sudah samapai di Teweh lagi," ujar Ketua Komisi, H Tajeri SE MM SH MH. Mendengar hal tersebut, aku pun memutuskan untuk ikut.
Sekitar pukul 09.00 WIB kami pun bertolak dari pelabuhan speedboat Muara Teweh. Dalam hati aku berkata: "Sudah lama aku tidak naik kendaraan air ini". Sambil berpikir sudah berapa lama aku tidak menaikinya sejak terakhir perjalananku ke Kuala Jelai Kabupaten Sukamara dengan speedboat, mungkin sudah sekitar 5 tahun.
Kami pun berangkat. Jumlahnya ada 10 orang. 5 orang dari anggota dewan, 2 orang warga Desa Sikan, 2 orang wartawan termasuk diriku, dan 1 orang juru kemudi. Saat diperjalanan tampak begitu menyenangkan karena dapat melihat indahnya pemadangan hutan serta bukit yang dilalui. Selain itu, begitu menyedihkan karena di antara berlimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Barito Utara ini, ternyata masih ada rumah-rumah kecil yang mengapung dipinggir sungai. Tampak salah satu pemiliknya yang lusuh mandi di lanting rumahnya berikut anak-anaknya yang masih kecil. Sepertinya, mereka ini tidak ikut menikmati dari kekayaan alam yang melimpah, yang berada di sekitar mereka karena dikuasai oleh tangan-tangan pengusaha.
Sekitar 2,5 jam perjalanan, akhirnya kami pun sampai di Desa Sikan. Senyum mengembang dari warga menyambut kedatangan kami. Tampak dari wajah mereka begitu berharap kedatangan anggota dewan ini dapat mengakhiri permasalahan yang sejak tahun 2006 sudah terjadi dan mulai memuncak sejak 3 tahun terkahir. Yakni permasalahan tata batas antara Desa Sikan Kecamatan Montallat dengan Desa Malungai Kecamatan.
Baru-baru ini, Bupati Barito Utara, Achmad Yuliansyah, mengeluarkan keputusan pada tanggal 22 November 2010, yang memutuskan wilayah konflik tersebut termasuk wilayah Desa Malungai. Keputusan ini dirasa begitu merugikan warga Desa Sikan. Sebab daerah tersebut dikuasai oleh PT Antang Ganda Utama dengan membuka lahan sawit di areal perkebunan rakyat.
Kedatangan anggota dewan ini adalah untuk meredam aksi warga yang semakin memanas. Rencananya warga desa ini akan melakukan aksi penutupan jalan di areal perkebunan sawit PT AGU.
Setelah berdialog dengan warga, Tajeri meminta agar warga mengurungkan niatnya untuk melakukan aksi tersebut. Sebab berpotensi memunculkan konflik. Tajeri berjanji akan memperjuangkan hak-hak warga Desa Sikan selama berada di jalan yang benar. Mendengar hal tersebut, warga sedikit lega dan membatalkan aksinya.
Dialog setelsai. Kami pun langsung pulang menuju Muara Teweh. Sebuah pengalaman yang tak terlupakanketika pertama kalinya aku meluncur di atas Sungai Barito, dengan menggunakan kendaraan yang bertahun-tahun sudah tidak pernah aku naiki.
check on murungrayabacpackers.blogspot.com the new adventures of murung raya
BalasHapus